phelps30_Hu YuanjiaVCG via Getty Images_chinarobotworkertechnologymanufacturing Hu Yuanjia/VCG via Getty Images

Pertanyaan tentang Robort

NEW YORK – Para robot sudah tidak akan datang lagi; mereka sudah tiba. Pandemi COVID-19 ini telah mempercepat persebaran kecerdasan buatan (AI), namun tidak banyak orang yang benar-benar memikirkan dampak jangka pendek dan jangka panjangnya.        

Dalam memikirkan mengenai AI, wajar jika kita memulainya dari sudut pandang perekonomian kesejahteraan – produktivitas dan distribusi. Apa dampak ekonomi dari robot yang dapat meniru kerja manusia? Kekhawatiran ini bukan sesuatu yang baru. Di abad kesembilan belas, banyak pihak yang khawatir bahwa inovasi mesin dan industri akan menggantikan para pekerja. Kekhawatiran yang sama juga masih ada di saat ini.

Misalnya saja suatu model perekonomian nasional yang mendapat sumbangan tenaga kerja dari robot yang setara dengan sumbangan tenaga kerja dari manusia. Jumlah seluruh nilai tenaga kerja – dari robot dan manusia – akan menunjukkan jumlah pekerja manusia, H, ditambah jumlah robot, R. Dalam hal ini, robot bersifat penambah – robot menambah angkatan kerja bukan melipatgandakan produktivitas manusia. Untuk melengkapi model ini dengan cara yang paling sederhana, bayangkan suatu negara yang hanya memiliki satu sektor, dengan produk agregat dihasilkan oleh modal dan jumlah tenaga kerja, baik manusia maupun robot. Produk ini menjadi  konsumsi negara ini, sementara sisanya menjadi investasi sehingga menjadi stok kapital.

https://prosyn.org/rllsXk1id