seyidov1_Andriy OnufriyenkoGetty Images_data Andriy Onufriyenko/Getty Images

Teknologi untuk Kebijakan Publik yang Efisien

BAKU – Pandemi COVID-19 menyebabkan krisis ekonomi global kedua dalam waktu 12 tahun terakhir. Tapi, berbeda dengan krisis ekonomi tahun 2008, yang memperlihatkan kelemahan struktural dalam sistem keuangan, krisis saat ini memperlihatkan kelemahan pemerintah yang kesulitan menerapkan respons yang cepat dan efisien terhadap krisis kesehatan masyarakat dan dampak ekonomi yang disebabkannya. Salah satu hambatan utama yang ada adalah kurangnya penggunaan big data dan ketersediaan teknologi yang bisa mempercepat dan mengoptimalkan pembuatan kebijakan masyarakat.

Kurangnya respons terhadap pandemi menyebabkan pemerintah di seluruh dunia kehilangan rasa percaya dan dukungan dari masyarakat, yang bisa memperburuk ketegangan sosioekonomi yang sudah ada. Di satu sisi, langkah-langkah karantina secara langsung berdampak buruk terhadap ekonomi; sementara di sisi lain, pelonggaran lockdown yang terlalu dini menyebabkan kembali meningkatnya kasus COVID-19. Dan selama pandemi ini masih berlangsung, kedua skenario tersebut akan menyebabkan ketidakpuasan masyarakat. Dan meskipun sebuah kebijakan terlihat baik, sebuah kesalahan mungkin merusak atau mengakhiri hidup seseorang.

Tapi bagaimana kalau pemerintah bisa menggunakan teknologi yang ada untuk mengurangi margin kesalahan secara signifikan dan pada saat yang sama meningkatkan kecepatan, akurasi, dan yang lebih penting lagi, transparansi proses pengambilan kebijakan?

https://prosyn.org/EZqY3k2id